MODEL PBI dan memicu kreatif pada IPA SD
Pengertian pengajaran berdasarkan
masalah (PBI)
Pengajaran berdasarkan masalah artinya pembelajaran
didasarkan pada masalah sehari-hari dan dalam
pembelajaran siswa diajak untuk memecahkannya. Melalui pembelajaran
semacam itu siswa akan merasa ditantang untuk mengajukan gagasan. Biasanya akan
muncul berbagai gagasan dan siswa akan saling memberikan alasan dari gagasan
yang diajukan. Dalam proses pembahasan, gagasan itu akan terjadi interaksi dan
pemaduan gagasan yang pada akhirnya mengarah pada saling melengkapi. Siswa
biasanya sangat senang karena merasa mampu memecahkan masalah yang diberikan
(Yayan Iryana, 2006). Senada dengan hal tersebut, Zulharman (2007),
mengemukakan bahwa Problem Based Instruction adalah proses pembelajaran yang
titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari
masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior
knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan
pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama
dalam penerapan pembelajaran berdasarkan masalah.
Istilah pengajaran berdasarkan masalah (PBM) di adopsi dari
istilah inggris yaitu Problem Based
Instruction (PBI). Model pengajaran ini telah dikenal sejak zaman Jhon
Dewey, model pengajaran ini diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran
berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelelidikan dan inkuiri. Menurut Dewey (dalam sudjana 2001:19)
belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan
memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan system
syaraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah
yang dihadapi dapat diselediki, dinilai, dianalisis, serta dica ri
pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang dapat diperoleh dari lingkungan
akan menjadikannya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa di
jadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Pengajaran berdasarkan masalah ini merupakan pendekatan yang
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memperoses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan,2002:123).
Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Intructional (PBI)
PBI terdiri dari lima tahap utama, yang dimulai dengan guru
mengorientasikan siswa kepada situasi masalah yang autentik dan diakhiri dengan
penyajian karya. Jika jangkauan masalahnya sedang-sedang saja, kelima tahapan
tersebut dapat diselesaikan dalam dua sampai tiga kali pertemuan. Namun masalah
yang kompleks mungkin akan membutuhkan setahun penuh untuk menyelesaikannya.
Tabel
1 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Tahap
|
Tingkah
Laku Guru
|
Tahap-1
Orientasi
siswa kepada masalah
|
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran,
Menjelaskan
logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita
untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilihnya
|
Tahap-2
Mengorganisasi
siswa untuk
belajar
|
Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
|
Tahap-3
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
Tahap-4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya
|
Tahap-5
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
MEMICU
KREATIVITAS DALAM IPA
Sangat memicu,karena
model pembelajaran ini akan membuat siswanya lebih kreatif. jadi sebelum siswa mempelajari suatu
hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi
secara nyata maupun telah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para
siswa menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan
masalah tersebut.
model ini juga membuat siswa terangsang
untuk mempelajari masalah berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior
knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan
pengalaman baru .Jadi peran guru isini menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
.contohnya seperti pada pembelajaran
materi gaya gravitasi pada kelas 5 SD, jadi sebelum memulai materi guru
merangsang pengetahuan dan pengalaman siswa yang telah dipunyai siswa dengan
memberi pernyataan pernyataan kecilsperti ”kalian pernah melihat buah yang
jatuh dari pohon kan? Itu karena faktor apa ? ” . nah setalah itu guru mulai
mengarahkan kemateri inti tentang gaya gravitasi tadi. Dan mengaitkan
pengetahuan yang telah dimiliki dngan pengetahuan baru seperti melakukan
percobaan percobaan tentang gravitasi. Sperti percobaan mengukur kecepatan
bolpoin dan penghapus dari ketinggian yang sama dan lain lain. Nah setelah itu
guru menyruh beberapa siswa mempresentasikan hasil percobaan yang telah
dilakukan .dan akhirnya guru memberi kesimpulan . dan akhirnya murid memiliki
pengtahuan baru dari pengetahuan lama dan pengalaman lama yang telah dimilik
murid. Dengan Model ini murid akan mencoba berfikir kreatif dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya
dengan pengetahuan baru yang baru ia ketahui
Sumber pengertian PBI: http://ekijuniarto.blogspot.co.id/
sumber sintaks: julianto, 2011. teori dan implikasi pembelajaran inovatif
Sumber pengertian PBI: http://ekijuniarto.blogspot.co.id/
sumber sintaks: julianto, 2011. teori dan implikasi pembelajaran inovatif
Komentar
Posting Komentar